PALEMBANG – Walikota Palembang H Eddy Santana Putra (ESP)
mekritisi kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara umum, terkait
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia.
Atas
nama demokrasi, Eddy mengatakan, mestinya KPU memikirkan sistem yang
memungkinkan setiap kandidat atau calon mendapatkan hak dan kesempatan
yang sama dalam bersosialisasi tanpa merusak estetika kota.
Kritik
ini disampaikan ESP saat menanggapi pertanyaan dari salah seorang
peserta Seminar Nasional Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam
(Bakor HMI) Sumbagsel di ruang Parameswara Kantor Pemkot Palembang, Rabu
(28/11/2012).
Pada kesempatan itu, seorang peserta menanyakan
tentang ongkos politik yang sangat besar dan sudah menjadi rahasia umum
di kalangan masyarakat. Hal itu dikhawatirkan menjadi konsekwensi
negatif setelah yang bersangkutan terpilih menjadi seorang pemimpin.
Salah satu contoh kecil adalah pemasangan spanduk atau baliho
sosialisasi yang menggunakan biaya yang tuidak sedikit.
Terkait
pertanyaan ini, ESP mengatakan, seharusnya KPU tanggap dengan situasi
ini. Sewajarnya jika dibuat sistem yang mengatur apa, kapan dan
bagaimana sistem sosialisasi yang baik dan wajib diterapkan oleh setiap
kontestan Pilkada.
“Saya sendiri merasakan, kota Palembang yang
sudah ditata rapi menjadi rusak gara-gara banyak spanduk. Ke depan, KPU
harus memikirkan cara agar semua kandidat juga punya kesempatan yang
sama,” kata ESP.
“Saya lihat di Bangkok (Thailand), di sana
spanduk semua ukuran dan jumlahnya sama. Tidak seperti di Indonesia,
siapa yang punya uang banyak bebas membuat baliho selebar mungkin.
Sementara yang kekurangan biaya cukup kecil saja,” tambah ESP yang pada
seminar itu didaulat menjadi salah satu pembicara.
Sumber http://palembang.tribunnews.com/2012/11/28/esp-ingin-kpu-membenahi-sistem-sosialisasi-pilkada
Rabu, 28 November 2012
ESP Ingin KPU Benahi Sistem Sosialisasi Pilkada
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar