Mega Bakar Semangat Pendukung ESP

"Tidak ada bagi-bagi uang yang dilakukan kader PDI Perjuangan. Jadi jika ada yang lain (kandidat lain) membagi uang, berarti itu uang hasil korupsi. Suami saya orang Sumsel, jadi aku ni pacak bahaso Palembang, wong kito galo...," ujar mantan presiden kelima RI yang orasi politiknya membakar semangat ribuan warga yang hadir kampanye ESP-WIN...

Megawati : Jangan Ada Dusta Diantara Kita

"Jangan ada dusta diantara kita. Jadi pilih nomor satu dan jangan terjual harga diri kita demi bagi-bagi uang," ujar Megawati...

Ken Zuraida Pentas Di Bawah Ampera

SENIMAN Ken Zuraida, istri almarhum WS Rendra, akan membacakan sejumlah puisi dan orasi budaya di bawah Jembatan Ampera dalam acara “Pentas Seni Suara Rakyat untuk ESP-Win”..

Eddy Santana Putra Teteskan Airmata...

Maklum saja, kedekatan dirinya dengan para ulama sudah terjalin sejak lama. Tak pelak dirinya meneteskan air mata saat melihat langsung jenazah dimandikan...

Profil H.Eddy Santana Putra

Pria kelahiran Pangkal Pinang, 20 Januari 1957 ini merupakan pemimpin yang memiliki kemampuan intelektualitas yang mumpuni, visioner, serta kesederhanaan hidup.

Rabu, 30 Desember 2009

Eddy Santana Putra: Sering Macet Jalan Kol.H.Burlian Diperlebar


Walau pesta bangsa-bangsa Asia Tenggara (Sea Games) masih dua tahun lagi, namun pemerintah kota (Pemkot) Palembang mulai mempersiapkan diri. Untuk kelancaran akses dari bandara menuju pusat kota dengan memperluas Jalan H Burlian dari simpang Tanjung Api-Api hingga KM 5.  Walikota Palembang, Eddy Santana Putra, mengatakan perluasan jalan Kol  H Barlian dirasakan sudah sangat mendesak bukan karena Sea Games saja melainkan jalan tersebut sudah macet disebabkan banyak kendaraan. Dengan adanya pelebaran akan memperlancar arus lalu lintas dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin
(SMB) II ke kota atau sebaliknya. “Sekarang kan dua jalur untuk tiga kendaraan, tapi nanti bertambah menjadi 4-5 mobil dalam satu jalurnya,” jelas Eddy Santana Putra.
Untuk memperlancar arus transportasi saat Sea Games, pemerintah juga merencanakan membangun fly over di Simpang RS RK Charitas dan simpang Jakabaring serta menjadikan RS Bari sebagai rujukan Sea Games mendatang. Guna menghadapi tamu-tamu yang datang dari berbagai negara, pemerintah akan menertibkan berbagai kawasan kumuh seperti pasar besi buruk Cinde, pasar Burung dan kawasan Masjid Lama. Pedagang-pedagang ini akan ditempatkan di satu tempat di seputaran Jakabaring.
Walikota juga mengajak pemilik modal menginvestasikan dana untuk membangun objek wisata di sepanjang Sungai Musi dari Pulokerto hingga Pulau Kemarau. Begitu pula dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) membuat suvenir khas dan berkualitas untuk dijual kepada atlit dan para tamu lainnya. “Semua elemen akan dilibatkan dalam menghadapi pesta dua tahunan ini. Sama seperti saat PON tempo hari. Saya mengharapkan masyarakat menjaga keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan Sea Games XXVI nanti,” kata Eddy.

Selasa, 10 November 2009

Inilah Bumi Sriwijaya Kami

Palembang memang sempat dikenal sebagai kota yang kumuh, jelek dan rawan tindak kejahatan. Bahkan di ibukota, preman-preman pasar didominasi oleh pendatang asal Palembang. Penduduk asli Palembang memang dikenal keras dan kasar. Sebuah jargon yang cukup terkenal ”Mati dem asal top,” atau ”Mati tidak apa-apa asal terkenal,” menegaskan itu semua. Kenyataan ini memang menyulitkan Palembang untuk menarik wisatawan. Secara tidak langsung, citra buruk warga Palembang tersebut dapat mempengaruhi sektor pariwisata kota Palembang.

Tapi semua perlahan berubah ketika pada tahun 2004, Palembang menjadi tuan rumah diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON). Pemerintah Kota Palembang berusaha keras untuk sedikit demi sedikit memperbaiki citra tersebut. Infrastruktur diperbaiki. Beberapa tempat yang pada awalnya kumuh dan kotor, dipoles habis-habisan hingga menjadi tempat yang nyaman. Kawasan pedagang buah pasar 16 ilir misalnya. Siapa sangka, kawasan yang dulunya hampir tidak mungkin dilalui kendaraan roda empat (karena dipenuhi pedagang kaki lima) kini bertransformasi menjadi kawasan Benteng Kuto Besak yang cantik.

Perlahan masyarakat Palembang-pun terbiasa dengan perubahan drastis tersebut. Pelan-pelan namun pasti, warga Palembang tidak merasa malu lagi jika ditanya, ”asalnya dari mana?” kenapa? Karena hampir semua orang kini akan dengan bangga berkata, ”saya dari Palembang.”


Palembang memang dikenal dengan Sungai Musi dan Jembatan Amperanya. Namun sebetulnya masih banyak lagi tempat wisata yang pantas untuk dikunjungi. Apa itu? Ini dia...

Palembang Kota Wisata Air

Sungai Musi membelah kota Palembang sehingga membagi peta wilayah menjadi dua bagian. Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Seberang Ilir memang didominasi menjadi kawasan perdagangan, sedangkan Seberang Ulu menjadi kawasan pemukiman (walaupun kini keduanya berkembang sama rata).


Dengan menggunakan Ketek –perahu sampan khas Palembang, mengunjung dapat menyelusuri Sungai Musi menuju ke beberapa tempat wisata lain, seperti kawasan Palembang Tua Kampung Kapitan, Masjid Berusia Ratusan Tahun Ki Marogan, Restorang Terapung, Kawasan Industri PT Pusri, Taman Pertamina Bagus Kuning, Pulau Kemaro dan banyak tempat lainnya. Atau setidaknya, menyusuri Sungai Musi sambil melihat kemegahan Jembatan Ampera saja cukup menyenangkan.

Apalagi setelahnya menyeruput secangkir kopi di atas Warung Terapung.




Palembang jauh lebih hidup jika malam hari. Wisatawan juga terlihat lebih ramai jika senja telah datang. Cuaca di Palembang memang cukup panas. ”Panas bedengkang,” kata orang Palembang untuk menggambarkan terik matahari yang sangat menyengat. Di malam hari, kawasan wisatawan Benteng Kuto Besak (yang belakangan sering digunakan untuk tempat konser artis ibukota) akan jauh lebih ramai.

Siapa sangka, Benteng Kuto Besak (BKB), benteng peninggalan zaman penjajahan, yang berdiri tepat ditepian sungai Musi, kini tampil elok dan nyaman. Banyak orang yang sengaja datang ke BKB hanya untuk sekedar relaksasi, menikmati alunan sungai Musi dan cahaya kerlap kerlip yang terdapat pada sekeliling Jembatan Ampera. Jika mau, pengunjungpun dapat menikmati Sungai Musi langsung di atas Ketek.




Wisata Sejarah Di Palembang

Masih di kawasan BKB, terdapat dua Museum yang menyimpan beragam jenis peninggalan kebudayaan dan peninggalan sejarah kota Palembang.


 Di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, pengunjung dapat mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Dengan bantuan tour guide, pengunjung dapat mendapatkan informasi detail akan sejarah kota Palembang.





Berbagai macam foto, lukisan, dan benda-benda bersejarah terkumpul rapi di sini. Benda-benda yang menggambarkan kebudayaan kota Palembang juga tersimpan rapi.

Misalnya saja model pelaminan yang biasa digunakan ketika dilangsungkannya sebuah prosesi pernikahan. Pakaian adat, kamar pengantin raja-raja Sriwijaya, semua dapat disaksikan di museum ini.



Di Museum Monpera (Monumen Perjuangan Rakyat), pengunjung dapat melihat peninggalan peralatan perang, seperti berbagai jenis senjata dan meriam. Di Museum ini juga tersimpan beberapa jenis mata uang kuno.

Keistimewaan utama museum ini adalah bagian atapnya. Jika pengunjung mau sedikit bersusah payah dengan cara menaiki atap gedung dengan menggunakan tangga, maka pengunjung akan disuguhkan pemandangan kota Palembang dari ketinggian.

Sejauh mata memandang, pengunjung dapat melihat keadaan kota Palembang secara menyeluruh.

Pulau Cinta



Sebuah kisah percintaan antara seorang Putri Raja dan Pemuda Tionghoa menghiasi awal mula terbentuknya pulau kecil bernama Pulau Kemaro. Pulau Kemaro berada di tepian sungai Musi, kira-kira 20 menit perjalanan menggunakan Ketek dari Dermaga Benteng Kuto Besak. 

Pulau yang tidak pernah kebanjiran itu (walaupun air sungai Musi tengah pasang) dikatakan terbentuk dari undukan makam Putri Raja dan Pemuda Tionghoa yang jalinan cintanya tidak disetujui oleh orang tua masing-masing. Begitu uniknya kisah pulau ini bahkan salah satu rumah produksi ternama sempat mengangkat kisah ini menjadi sebuah sintron.

Pulau Kemaro di hari biasa memang tidak terlalu ramai. Ini disebabkan biaya menuju ke sana cukup mahal. Antara 100 hingga 200 ribu. Biaya mahal ini menjadi tidak terlalu terasa jika digunakan secara berkelompok sehingga bisa patungan. 

Namun, di hari besar umat Budha, -Imlek misalnya, Pulau Kemaro akan dipadati banyak orang, bahkan oleh wisatawan asing. Di Pulau Kemaro terdapat sebuah kuil tua yang banyak digunakan untuk beribadah. 

Berbagai macam pertunjukkan juga sering dilaksanakan di sana. Belakangan pemerintah membangun sebuah pagoda berlantai 9 di pulau kecil ini. Itu semua dilakukan untuk menarik minat wisatawan lebih banyak.

Palembang Tempat yang Tepat untuk Memanjakan Perut



Palembang surganya makanan enak. Wisata kuliner adalah wisata yang rasanya bisa dinikmati oleh semua orang. Maka tak jarang, seorang wisatawan datang ke Palembang hanya untuk menikmati wisata kuliner saja. 

Palembang memang dikenal dengan makanan hasil olahan ikan. Rasanya tidak ada orang yang tidak tahu prihal Pempek. Yang paling terkenal adalah Pempek Kapal Selam. 

Namun tahukan bahwa Pempek sendiri banyak jenisnya, bahkan bisa sampai lebih dari 10 jenis. Ada Pempek Kapal Selam, Pempek Lenjer, Pempek Pistel, Pempek Tahu, Pempek Adaan, Pempek Lenggang, Pempek Kulit, Pempek Panggang, Pempek Kerupuk, Pempek Telor, Pempek Gendum (Godo). Belum lagi olahan bahan dasar pempek yang bisa dibuat menjadi Model, Tekwan, Celimpungan, Laksan dan lain sebagainya.

Untuk makanan berat, Palembang terkenal dengan berbagai macam jenis Pindang (semacam sup dengan racikan bumbu lengkap). Seperti Pindang Tulang, Pindang Patin, Pindang Ayam, Pindang Ikan Gabus dan masih banyak lagi.

Dua jenis makanan lain yang cukup terkenal adalah Martabak HAR dan Mie Celor. Keduanya dimasak dengan cara khas.

 Martabak HAR adalah martabak India dengan kuah kari. Dimasak dengan cara khas yang hanya bisa dilakukan oleh sebagian orang saja. Sedangkan Mie Celor adalah Mie yang dicelor (dicelupkan ke air panas beberapa detik saja) yang disajikan bersama kuah yang juga khas.

Mie Celor

Masih banyak lagi makanan-makanan khas lainnya. Pengunjung tidak akan kesulitan menemukan makanan-makanan tersebut, karena hampir warung makanan di Palembang menyediakan makanan tersebut. Harganya juga tidak terlalu mahal. Bahkan untuk jajanan pinggir jalanpun rasanya tak kalah lezat dibandingkan warung yang secara tampilan lebih menarik. Jadi tinggal disesuaikan dengan budget yang tersedia.

Waktu yang Tepat untuk Berlibur ke Palembang

Pengunjung dapat datang ke Palembang kapanpun mereka bisa. Namun ada waktu-waktu tertentu yang jika digunakan untuk berlibur maka akan lebih terasa kemeriahannya. Diantaranya adalah Sekitar pertengahan Juni, karena pada tanggak 17 Juni, Palembang merayakan hari jadinya. Biasanya di bulan Juni banyak diadakan acara-acara bertaraf internasional yang sangat sayang jika dilewatkan, misalnya saja Festifal Sriwijaya yang biasanya turut dimeriahkan oleh beberapa negara sahabat.

Waktu yang asyik lainnya adalah ketika peringatan hari kemerdekaan. Tepat di tanggal 17 Agustus, akan diadakan lomba balap perahu tradisional (dikenal dengan nama Lomba Bidar), Lomba Perahu Hias, Parade Mobil dan lain sebagainnya. 

Berbagai macam kerajinan khas juga muncul pada waktu tersebut, misalnya Telok Abang yang notabene adalah mainan anak-anak yang terbuat dari gabus. Semua melengkapi kemeriahan hari jadi sekaligus membuat Palembang lebih berwarna warni.

Sedikit Informasi Lagi Mengenai Palembang

Tempat pariwisata Palembang hanya terpusat di dalam kota. Jadi jika pengunjung mengharapkan suasana pegunungan atau keindahan pantai, maka Palembang bukanlah tempat yang tepat. 

Untuk objek wisata alam, pengunjung dapat mendatangi daerah Pagar Alam (sekitar 5 sampai 6 jam dari pusat kota) untuk menikmati sejuknya hawa pegunungan, kebun teh dan wisata air terjun. 

Atau juga pengunjung dapat melihat keelokan Danau Ranau, yang tak kalah indah dengan Danau Toba yang berada di Sumatera Utara. Jika ingin mencoba keindahan pantai, pengunjung bisa menyeberang ke Pulau Bangka yang hanya jarak tempuhnya hanya 3 jam menggunakan speedboat.

Walau tindak kriminal sudah jauh berkurang, dan penjagaan di seputar tempat wisata sudah makin banyak, tidak ada salahnya pengunjung untuk tetap berhati-hati. Bagian yang tampak semerawut adalah sektor transportasi kota. 

Keberadaan bus kota memang sudah sangat meresahkan, karena biasanya menjadi penyebab kemacetan. Tapi jangan pula membayangkan kemacetan di kota Palembang seperti halnya kemacetan Jakarta. 

Kabar baik bagi masyarakat palembang di bidang ini, karena menurut kabar, Desember 2009, TransSriwijaya (mirip TransJakarta) mulai dapat dioperasikan. Diharapkan dengan adanya TransSriwijaya, masyarakat dan juga wisatawan akan semakin betah berada di Palembang.

Jadi, Tunggu apa lagi? Segera jejakkan langkah kaki kalian ke Bumi Sriwijaya ini :)

Sumber : http://masfathin.multiply.com/journal/item/206

Langganan