Walikota Palembang Eddy
Santana Putra, Rabu (21/11/2012) pagi (sore WIB) dari La Ville, pinggiran Kota Paris, berpesan agar semua pihak menahan diri.
Sengketa tanah di Alang-alanglebar, kawasan pangkalan TNI-AU Talangbetutu, sudah melalui tahap negosiasi.
"Kita
meminta pihak yang berkonflik menahan diri. Jangan jadikan masalah ini
menjadi komoditas politik," kata Eddy Santana kepada wartawan saat
sarapan pagi di kamar apartemen tempat menginap di kawasan sekitar 7
kilometer dari pusat kota.
Konflik tanah warga dan Pangkalan TNI-AU Talangbetutu, dalam tahap musyawarah untuk penyelesaian. Sudah ada arah mencapai kesepakatan yang akan menguntungkan semua pihak. Ia berpesan, jangan jadikan persoalan ini untuk kepentingan politik maupun mencari keuntungan secara ekonomi.
"Ada
laporan, ada pihak yang memanfaatkan mencari keuntungan, kita tidak mau
warga dijadikan korban oleh berbagai pihak," ujarnya.
Walikota
bersama Ny Eva Santana alias Hj Tuti Alawiyah dan dua anggota dewan
provinsi, melakukan kunjungan ke Belanda, Prancis dan Spanyol bersama
robongan kecil dan wartawan. Ia tetap memantau kota Palembang melalui jaringan internet dan telepon, termasuk insiden di eks-Desa Talangbetutu hari ini.
Dikatakan, situasi saat ini sebenar sudah melalui sekelompok warga yang bermukim di sini. Dua tawaran yang diajukan, sudah ditanggapi positif oleh kedua belah pihak.
Warga ditawari penampungan sementara di rumah susun sewa (Rusunawa) selama tiga bukan. Tiga bulan pertama gratis, dan selanjutnya harus bayar bila tetap ingin tinggal di sana.
Solusi selanjutnya, warga ditawarkan lokasi baru atau relokasi di wilayah Talangjambe, pinggiran kota Palembang. Tawaran ini pun diberikan alternatif, dibangunkan rumah murah atau kaplingan tanah di lokasi yang sama.
"Kita
tidak bisa langsung menyalahkan pihak TNI-AU. Pemimpin pangkalan diberi
perintah dan mempertahankan aset negara yang ada," kata Eddy Santana.
Namun
ia mengingatkan, pihak Pangkalan TNI-AU tidak terpancing, apalagi
menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah dan tidak menggunakan
kekerasan.
Walikota meminta pihak yang mendampingi dan mengadvokasi warga tidak mencari keuntungan. Termasuk mencari popularitas personal dalam persoalan ini, karena khawatir warga dijadikan korban.
sumber : Sripoku.com
sumber : Sripoku.com
0 komentar:
Posting Komentar