Senin, 29 April 2013

Karakter ESP Bukan Menyusahkan dan Membohongi Masyarakat

SEJAK menjadi walikota Palembang, sepuluh tahun lalu, Eddy SantanaPutra tidak pernah melakukan pembangunan dengan cara menyusahkan dan membohongi masyarakat Palembang. Seperti pembangunan dengan cara  menggusur satu wilayah tanpa menyediakan wilayah baru atau tanpa  persetujuan dari  masyarakat.

Salah satu contohnya pemindahan para pedagang pagi Pasar 16 Ilir.  Setelah dibangun pasar baru di Jakabaring, baru kemudian mereka diajak  berunding untuk pindah ke pasar baru. Kini para pedagang itu menikmati  kenyamanan dan keuntungan melimpah di Pasar Jakabaring.

“Jadi tidak benar isu soal penggusuran yang berkembang di kalangan  warga di wilayah Kuto,” kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Sumsel MA  Gantada, Senin (22/04/2013).

Dijelaskan Gantada, saat maju sebagai calon Walikota Palembang,  pimpinan PDI Perjuangan Sumsel itu mempunyai cita-cita ingin mengubah  Palembang menjadi lebih baik, “Seperti di masa Kerajaan Sriwijaya atau  Kesultanan Palembang,” katanya.

Saat dipimpin calon Gubernur Sumsel periode 2013-2018 dengan nomor  urut 1, kondisi kota Palembang sangat memprihatinkan. Selain semrawut,  kotor, juga tidak aman. Fasilitas public seperti air bersih, listrik  dan jalan sangat buruk. Bahkan fasilitas bisnis dan wisata, seperti  perhotelan, rumah makan, perumahan, tempat wisata, sangat minim.

Lima tahun pertama memimpin Palembang, kata Gantada, Eddy sukses  melakukan perbaikan. Palembang tertata baik. Wilayah kumuh disulap  menjadi wilayah yang indah dan dapat dinikmati seperti Plasa Benteng  Kuto Besak.

Air bersih dinikmati hampir 90 persen warga Palembang. Jalan ditata  baik, termasuk lorong-lorong di kampung. Puluhan hotel bertaraf  international dibangun, tempat-tempat hiburan yang nyaman dan aman  dapat diakses dengan mudah, puluhan rumah ibadah dibangun, perumahan  mewah hingga sederhana dibangun dan dimiliki sebagian besar warga  Palembang.

“Semua itu yang kita rasakan saat ini. Palembang menjadi kota  international seperti di masa lalu. Orang tidak takut lagi berkunjung  ke Palembang,” kata Gantada.

Tidak di situ saja, ekonomi masyarakat Palembang pun berkembang.  Banyak usaha berbasis rumah tangga maupun skala lebih besar tumbuh di  Palembang. Kehidupan ekonomi sebagian besar masyarakat Palembang  menjadi lebih baik. Tidak heran, kendaraan seperti mobil yang  sebelumnya merupakan barang mewah, kini hampir dimiliki setiap  keluarga di Palembang.

Tak heran, selama pembangunan itu dilakukan, respon positif muncul  dari masyarakat. Buktinya Eddy Santana Putra mendapat kepercayaan buat  memimpin Palembang buat periode kedua.

Dengan penjelasan tersebut, Gantada pun menyakinkan bukanlah karakter  Eddy Santana Putra buat menyusahkan masyarakat Palembang. “Tidak  mungkin dia melakukan sesuatu yang terbaik bagi masyarakat Palembang,  lalu dihancurkannya. Jadi isu-isu seperti penggusuran itu jelas tidak  benar, dan bukan karakter Eddy Santana Putra yang ingin menyusahkan  atau membohongi masyarakat. Isu memang sengaja dikeluarkan oleh lawan  politik kami yang takut wong Sumsel terus mendukung dan memenangkan  ESP,” jelas Gantada. TIM MEDIA ESP-Win




0 komentar:

Posting Komentar

Langganan