Kamis, 28 Februari 2013

Eddy Santana Putra Raih Penghargaan

ESP Bangga Raih Penghargaan Penataan Kawasan Kumuh

Eddy Santana menerima penghargaan dari Mendagri Gamawan Fauzi.
JAKARTA -  Walikota Palembang, H Eddy Santana Putra (ESP) menerima penghargaan Penataan Kawasan Kumuh Terbaik tahun 2012.

Penghargaan tersebut diserahkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Gamawan Fauzi di Zona C Studio 1 Indosiar, Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Penghargaan ini diberikan pemerintah pusat atas upaya penataan kawasan kumuh oleh Pemkot Palembang dalam beberapa tahun terakhir.

Setidaknya ada empat lokasi yang menjadi prioritas penataan, antara lain kawasan 3-4 Ulu, Kelurahan 5 Ulu, Kelurahan Tuan Kentang dan pinggiran Sungai Musi.

Diwawancarai Sripoku.com usai menerima penghargaan, Eddy Santana mengaku sangat senang dan bangga atas penghargaan ini.

Menurutnya, selama ini Pemkot Palembang sudah melakukan penataan kawasan kumuh khususnya di kawasan 3-4 Ulu.

Hal-hal yang dilakukan antara lain, membangun rumah khusus untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) meskipun belum tuntas secara keseluruhan.

“Kita ingin melakukan penataan secara total di kawasan tersebut. Salah satunya dengan memperbaiki rumah-rumah warga yang masih rendah. Sebab, saat Sungai Musi pasang seperti sekarang ini, banyak rumah warga terendam. Seharusnya, rumahnya ditinggikan. Begitu juga dengan warga yang tinggal di 5 Ulu, Tuan Kentang dan pinggiran sungai,” katanya.

Lantas mengapa empat lokasi ini menjadi prioritas?  Menurut Eddy, salah satu alasannya adalah karena pemukiman di kawasan tersebut sudah cukup padat.

“Keberhasilan Palembang meraih penghargaan penataan kawasan kumuh terbaik ini, akan memotivasi kami untuk terus menata kota agar terlihat lebih rapi dan tentunya masyarakat yang tinggal lebih nyaman dan sehat,” ujarnya.

Eddy juga mengatakan, dalam upaya penataan yang dilakukan, Pemkot Palembang bukan tidak dihadapkan dengan berbagai macam persoalan. Ada banyak kendala yang dihadapi, salah satunya mengenai pembebasan lahan.

“Kami ingin membangun rumah transit, dimana nantinya, warga akan sementara tinggal di situ selama rumahnya diperbaiki. Tapi, memang kita kesulitan mencari lahan. Sekarang sudah ada rencana pembangunan rumah transit di 5 Ulu. Tapi tetap masih membahas pembebasan lahannya,” jelas Eddy.

Dikatakan, penataan kawasan kumuh di Palembang tidak hanya terfokus pada pemukiman saja. Lingkungan di sekitar atau di sepanjang Sungai Musi, juga penting untuk ditata. Karena itu, dia mengharapkan agar walikota terpilih nantinya, tetap meneruskan pembangunan turap (retaining wall) di sepanjang Sungai Musi.

“Sekarang mungkin sudah 2 km yang dibangun retaining wall. Ya kita harapkan nanti bisa terus sampai Boom Baru. Saya kira ini penting untuk program walikota selanjutnya," kata Eddy yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai walikota Palembang Juni nanti.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palembang, Syafri Nungcik menambahkan, penataan kawasan kumuh memang menjadi prioritas untuk pembangunan Kota Palembang saat ini.

“Memang cukup banyak yang perlu ditata. Salah satunya di kawasan Seberang Ulu seperti, 3-4 Ulu, 5 Ulu, Tuan Kentang dan pinggiran Sungai Musi. Sekarang sudah mulai, tapi belum selesai. Nanti, kalau sudah baru akan diteruskan ke 7 Ulu dan lainnya,” katanya.

Sementara itu,  Menteri Dalam Negeri RI, Gamawan Fauzi mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada 12 kota di Indonesia yang sudah melakukan upaya untuk penataan pasar tradisional, sanitasi, drainase, persampahan, ruang terbuka hijau dan penataan kawasan kumuh. Kota-kota tersebut diantaranya, Palembang, Payakumbuh, Yogyakarta, Pekalongan, Blitar, Tangerang, Malang, Probolinggo, Balikpapan dan Belitung.

“Penilaian dilihat dari beberapa aspek antara lain, partisipasi pemerintah dan masyarakat, dampak yang ditimbulkan dan aspek pendanaan. Saya harap, dengan penghargaan ini, kepala daerah dapat
lebih baik lagi dalam melakukan penataan kota di segala bidang,” ujarnya.

Sumber : Klik Disini

0 komentar:

Posting Komentar

Langganan