Palembang
memang sempat dikenal sebagai kota yang kumuh, jelek dan rawan tindak
kejahatan. Bahkan di ibukota, preman-preman pasar didominasi oleh
pendatang asal Palembang. Penduduk asli Palembang memang dikenal keras
dan kasar. Sebuah jargon yang cukup terkenal ”Mati dem asal top,” atau
”Mati tidak apa-apa asal terkenal,” menegaskan itu semua. Kenyataan ini
memang menyulitkan Palembang untuk menarik wisatawan. Secara tidak
langsung, citra buruk warga Palembang tersebut dapat mempengaruhi sektor
pariwisata kota Palembang.
Tapi
semua perlahan berubah ketika pada tahun 2004, Palembang menjadi tuan
rumah diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON). Pemerintah Kota
Palembang berusaha keras untuk sedikit demi sedikit memperbaiki citra
tersebut. Infrastruktur diperbaiki. Beberapa tempat yang pada awalnya
kumuh dan kotor, dipoles habis-habisan hingga menjadi tempat yang
nyaman. Kawasan pedagang buah pasar 16 ilir misalnya. Siapa sangka,
kawasan yang dulunya hampir tidak mungkin dilalui kendaraan roda empat
(karena dipenuhi pedagang kaki lima) kini bertransformasi menjadi
kawasan Benteng Kuto Besak yang cantik.
Perlahan masyarakat
Palembang-pun terbiasa dengan perubahan drastis tersebut. Pelan-pelan
namun pasti, warga Palembang tidak merasa malu lagi jika ditanya,
”asalnya dari mana?” kenapa? Karena hampir semua orang kini akan dengan
bangga berkata, ”saya dari Palembang.”
Palembang
memang dikenal dengan Sungai Musi dan Jembatan Amperanya. Namun
sebetulnya masih banyak lagi tempat wisata yang pantas untuk dikunjungi.
Apa itu? Ini dia...
Palembang Kota Wisata Air
Sungai
Musi membelah kota Palembang sehingga membagi peta wilayah menjadi dua
bagian. Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Seberang Ilir memang didominasi
menjadi kawasan perdagangan, sedangkan Seberang Ulu menjadi kawasan
pemukiman (walaupun kini keduanya berkembang sama rata).
Dengan
menggunakan Ketek –perahu sampan khas Palembang, mengunjung dapat
menyelusuri Sungai Musi menuju ke beberapa tempat wisata lain, seperti
kawasan Palembang Tua Kampung Kapitan, Masjid Berusia Ratusan Tahun Ki
Marogan, Restorang Terapung, Kawasan Industri PT Pusri, Taman Pertamina
Bagus Kuning, Pulau Kemaro dan banyak tempat lainnya. Atau setidaknya,
menyusuri Sungai Musi sambil melihat kemegahan Jembatan Ampera saja
cukup menyenangkan.
Apalagi setelahnya menyeruput secangkir kopi di atas Warung Terapung.
Palembang
jauh lebih hidup jika malam hari. Wisatawan juga terlihat lebih ramai
jika senja telah datang. Cuaca di Palembang memang cukup panas. ”Panas
bedengkang,” kata orang Palembang untuk menggambarkan terik matahari
yang sangat menyengat. Di malam hari, kawasan wisatawan Benteng Kuto
Besak (yang belakangan sering digunakan untuk tempat konser artis
ibukota) akan jauh lebih ramai.
Siapa sangka, Benteng Kuto Besak
(BKB), benteng peninggalan zaman penjajahan, yang berdiri tepat ditepian
sungai Musi, kini tampil elok dan nyaman. Banyak orang yang sengaja
datang ke BKB hanya untuk sekedar relaksasi, menikmati alunan sungai
Musi dan cahaya kerlap kerlip yang terdapat pada sekeliling Jembatan
Ampera. Jika mau, pengunjungpun dapat menikmati Sungai Musi langsung di
atas Ketek.
Wisata Sejarah Di Palembang
Masih
di kawasan BKB, terdapat dua Museum yang menyimpan beragam jenis
peninggalan kebudayaan dan peninggalan sejarah kota Palembang.
Di
Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, pengunjung dapat mengetahui sejarah
berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Dengan bantuan tour guide, pengunjung
dapat mendapatkan informasi detail akan sejarah kota Palembang.
Berbagai
macam foto, lukisan, dan benda-benda bersejarah terkumpul rapi di sini.
Benda-benda yang menggambarkan kebudayaan kota Palembang juga tersimpan
rapi.
Misalnya saja model pelaminan yang biasa digunakan ketika
dilangsungkannya sebuah prosesi pernikahan. Pakaian adat, kamar
pengantin raja-raja Sriwijaya, semua dapat disaksikan di museum ini.
Di
Museum Monpera (Monumen Perjuangan Rakyat), pengunjung dapat melihat
peninggalan peralatan perang, seperti berbagai jenis senjata dan meriam.
Di Museum ini juga tersimpan beberapa jenis mata uang kuno.
Keistimewaan utama museum ini adalah bagian atapnya. Jika pengunjung mau
sedikit bersusah payah dengan cara menaiki atap gedung dengan
menggunakan tangga, maka pengunjung akan disuguhkan pemandangan kota
Palembang dari ketinggian.
Sejauh mata memandang, pengunjung dapat
melihat keadaan kota Palembang secara menyeluruh.
Pulau Cinta
Sebuah
kisah percintaan antara seorang Putri Raja dan Pemuda Tionghoa
menghiasi awal mula terbentuknya pulau kecil bernama Pulau Kemaro. Pulau
Kemaro berada di tepian sungai Musi, kira-kira 20 menit perjalanan
menggunakan Ketek dari Dermaga Benteng Kuto Besak.
Pulau yang tidak
pernah kebanjiran itu (walaupun air sungai Musi tengah pasang) dikatakan
terbentuk dari undukan makam Putri Raja dan Pemuda Tionghoa yang
jalinan cintanya tidak disetujui oleh orang tua masing-masing. Begitu
uniknya kisah pulau ini bahkan salah satu rumah produksi ternama sempat
mengangkat kisah ini menjadi sebuah sintron.
Pulau
Kemaro di hari biasa memang tidak terlalu ramai. Ini disebabkan biaya
menuju ke sana cukup mahal. Antara 100 hingga 200 ribu. Biaya mahal ini
menjadi tidak terlalu terasa jika digunakan secara berkelompok sehingga
bisa patungan.
Namun, di hari besar umat Budha, -Imlek misalnya, Pulau
Kemaro akan dipadati banyak orang, bahkan oleh wisatawan asing. Di Pulau
Kemaro terdapat sebuah kuil tua yang banyak digunakan untuk beribadah.
Berbagai macam pertunjukkan juga sering dilaksanakan di sana. Belakangan
pemerintah membangun sebuah pagoda berlantai 9 di pulau kecil ini. Itu
semua dilakukan untuk menarik minat wisatawan lebih banyak.
Palembang Tempat yang Tepat untuk Memanjakan Perut
Palembang
surganya makanan enak. Wisata kuliner adalah wisata yang rasanya bisa
dinikmati oleh semua orang. Maka tak jarang, seorang wisatawan datang ke
Palembang hanya untuk menikmati wisata kuliner saja.
Palembang memang
dikenal dengan makanan hasil olahan ikan. Rasanya tidak ada orang yang
tidak tahu prihal Pempek. Yang paling terkenal adalah Pempek Kapal
Selam.
Namun tahukan bahwa Pempek sendiri banyak jenisnya, bahkan bisa
sampai lebih dari 10 jenis. Ada Pempek Kapal Selam, Pempek Lenjer,
Pempek Pistel, Pempek Tahu, Pempek Adaan, Pempek Lenggang, Pempek Kulit,
Pempek Panggang, Pempek Kerupuk, Pempek Telor, Pempek Gendum (Godo).
Belum lagi olahan bahan dasar pempek yang bisa dibuat menjadi Model,
Tekwan, Celimpungan, Laksan dan lain sebagainya.
Untuk makanan
berat, Palembang terkenal dengan berbagai macam jenis Pindang (semacam
sup dengan racikan bumbu lengkap). Seperti Pindang Tulang, Pindang
Patin, Pindang Ayam, Pindang Ikan Gabus dan masih banyak lagi.
Dua jenis makanan lain yang cukup terkenal adalah Martabak HAR dan Mie Celor. Keduanya dimasak dengan cara khas.
Martabak
HAR adalah martabak India dengan kuah kari. Dimasak dengan cara khas
yang hanya bisa dilakukan oleh sebagian orang saja. Sedangkan Mie Celor
adalah Mie yang dicelor (dicelupkan ke air panas beberapa detik saja)
yang disajikan bersama kuah yang juga khas.
Mie Celor
Masih
banyak lagi makanan-makanan khas lainnya. Pengunjung tidak akan
kesulitan menemukan makanan-makanan tersebut, karena hampir warung
makanan di Palembang menyediakan makanan tersebut. Harganya juga tidak
terlalu mahal. Bahkan untuk jajanan pinggir jalanpun rasanya tak kalah
lezat dibandingkan warung yang secara tampilan lebih menarik. Jadi
tinggal disesuaikan dengan budget yang tersedia.
Waktu yang Tepat untuk Berlibur ke Palembang
Pengunjung
dapat datang ke Palembang kapanpun mereka bisa. Namun ada waktu-waktu
tertentu yang jika digunakan untuk berlibur maka akan lebih terasa
kemeriahannya. Diantaranya adalah Sekitar pertengahan Juni, karena pada
tanggak 17 Juni, Palembang merayakan hari jadinya. Biasanya di bulan
Juni banyak diadakan acara-acara bertaraf internasional yang sangat
sayang jika dilewatkan, misalnya saja Festifal Sriwijaya yang biasanya
turut dimeriahkan oleh beberapa negara sahabat.
Waktu
yang asyik lainnya adalah ketika peringatan hari kemerdekaan. Tepat di
tanggal 17 Agustus, akan diadakan lomba balap perahu tradisional
(dikenal dengan nama Lomba Bidar), Lomba Perahu Hias, Parade Mobil dan
lain sebagainnya.
Berbagai macam kerajinan khas juga muncul pada waktu
tersebut, misalnya Telok Abang yang notabene adalah mainan anak-anak
yang terbuat dari gabus. Semua melengkapi kemeriahan hari jadi sekaligus
membuat Palembang lebih berwarna warni.
Sedikit Informasi Lagi Mengenai Palembang
Tempat
pariwisata Palembang hanya terpusat di dalam kota. Jadi jika pengunjung
mengharapkan suasana pegunungan atau keindahan pantai, maka Palembang
bukanlah tempat yang tepat.
Untuk objek wisata alam, pengunjung dapat
mendatangi daerah Pagar Alam (sekitar 5 sampai 6 jam dari pusat kota)
untuk menikmati sejuknya hawa pegunungan, kebun teh dan wisata air
terjun.
Atau juga pengunjung dapat melihat keelokan Danau Ranau, yang
tak kalah indah dengan Danau Toba yang berada di Sumatera Utara. Jika
ingin mencoba keindahan pantai, pengunjung bisa menyeberang ke Pulau
Bangka yang hanya jarak tempuhnya hanya 3 jam menggunakan speedboat.
Walau
tindak kriminal sudah jauh berkurang, dan penjagaan di seputar tempat
wisata sudah makin banyak, tidak ada salahnya pengunjung untuk tetap
berhati-hati. Bagian yang tampak semerawut adalah sektor transportasi
kota.
Keberadaan bus kota memang sudah sangat meresahkan, karena
biasanya menjadi penyebab kemacetan. Tapi jangan pula membayangkan
kemacetan di kota Palembang seperti halnya kemacetan Jakarta.
Kabar baik
bagi masyarakat palembang di bidang ini, karena menurut kabar, Desember
2009, TransSriwijaya (mirip TransJakarta) mulai dapat dioperasikan.
Diharapkan dengan adanya TransSriwijaya, masyarakat dan juga wisatawan
akan semakin betah berada di Palembang.
Jadi, Tunggu apa lagi? Segera jejakkan langkah kaki kalian ke Bumi Sriwijaya ini :)
Sumber : http://masfathin.multiply.com/journal/item/206