Mega Bakar Semangat Pendukung ESP

"Tidak ada bagi-bagi uang yang dilakukan kader PDI Perjuangan. Jadi jika ada yang lain (kandidat lain) membagi uang, berarti itu uang hasil korupsi. Suami saya orang Sumsel, jadi aku ni pacak bahaso Palembang, wong kito galo...," ujar mantan presiden kelima RI yang orasi politiknya membakar semangat ribuan warga yang hadir kampanye ESP-WIN...

Megawati : Jangan Ada Dusta Diantara Kita

"Jangan ada dusta diantara kita. Jadi pilih nomor satu dan jangan terjual harga diri kita demi bagi-bagi uang," ujar Megawati...

Ken Zuraida Pentas Di Bawah Ampera

SENIMAN Ken Zuraida, istri almarhum WS Rendra, akan membacakan sejumlah puisi dan orasi budaya di bawah Jembatan Ampera dalam acara “Pentas Seni Suara Rakyat untuk ESP-Win”..

Eddy Santana Putra Teteskan Airmata...

Maklum saja, kedekatan dirinya dengan para ulama sudah terjalin sejak lama. Tak pelak dirinya meneteskan air mata saat melihat langsung jenazah dimandikan...

Profil H.Eddy Santana Putra

Pria kelahiran Pangkal Pinang, 20 Januari 1957 ini merupakan pemimpin yang memiliki kemampuan intelektualitas yang mumpuni, visioner, serta kesederhanaan hidup.

Minggu, 30 September 2012

Eddy Santana: Pemimpin Adalah Pelayan Rakyat

ESP Pemimpin Adalah Pelayan Rakyat

KETUA DPD PDI Perjuangan Sumsel H Eddy Santana Putra mengatakan agar setiap pemimpin baik gubernur, walikota dan bupati memposisikan diri sebagai pelayan masyarakat. Selama ini, menurut Eddy, seorang pemimpin cenderung minta dilayani masyarakat.


“Jadi reformasi birokrasi adalah mengubah perilaku dalam melayani masyarakat. Melayani masyarakat inilah yang menjadi semboyan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,“ kata Eddy saat bertatap muka dengan masyarakat, alim ulama kepala desa dan tokoh masyarakat di Pendopo Rumah dinas Wakil Bupati Musi Banyuasin, Beni Hernedi, Minggu malam (1/10).


H Eddy Santana Putra (kanan) saat bertatap muka dengan tokoh masyarakat, alim ulama, kepala desa dan masyarakat Musi Banyuasin di Pendopo Rumah Dinas Wakil Bupati Musi Banyuasin, Minggu malam (30/9

Seorang pemimpin, menurut Eddy, harus bermanfaat untuk masyarakat, sementara saat ini kebanyakan pemimpin masih ada yang memprioritaskan kepentingan pribadi.



“Sudah waktunya masyarakat cerdas dalam menentukan pilihan pemimpin sehingga bisa mengakomodir kepintingan umum,” katanya.



Eddy juga meminta masyarakat untuk melihat pembangunan dengan kongkrit dari suatu daerah.



Keberhasilan tersebut hendaknya di berbagai bidang yang dapat menyentuh langsung dan dapat dinikmati rakyat terutama dalam menikmati pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, atau sandang papan dan pangan.

Sumber : http://palembang.tribunnews.com

Jumat, 28 September 2012

Eddy Santana Tegaskan Maju Jadi Calon Gubernur Sumsel

Ketua DPD PDI Perjuangan Sumsel Tegaskan Maju Jadi Calon Gubernur 


MUARAKUANG - Walikota Palembang, Eddy Santana Putra (ESP), menegaskan, ia akan maju sebagai calon Gubernur Sumsel pada Pilkada 2013 mendatang.

Demikian diungkapkan ESP selaku Ketua DPD PDI-Perjuangan Sumsel di hadapan pengurus partai tingkat kecamatan dan masyarakat Muarakuang, Ogan Ilir, Kamis (27/6/2012).

Pada kesempatan itu masyarakat Muarakuang memperoleh pencerahan rohani dari Ustad Abubakar Al-Habsyi. Ustad muda dari Palembang mendampingi kunjungan ESP ke kampung halaman orangtuanya.Eddy Santana Putra (ESP) punya garis darah dengan Muarakuang. Ibu dari ESP berdarah Komering dan Muarakuang.

Walikota Palembang Eddy Santana Putra (ESP) juga menyempatkan diri bermalam di rumah penduduk di Desa Muarakuang, Ogan Ilir.

ESP selaku Ketua DPD PDI-Perjuangan, bersama Ny Eva Santana, beserta rombongan, menempati rumah panggung yang terletak di tepian Sungai Ogan.

Rombongan yang menyertai perjalanan silaturahmi dan sosialisasi ESP menjadi calon Gubernur Sumsel Pilkada pada bulan Juni 2013, di antaranya wakil Ketua DPRD Sumsel, MA Gantada.

Anggota rombongan lainnya, menginap di sejumlah rumah warga. Termasuk rumah milik mantan kepala Desa Muarakuang. Tidak terlihat aparat pemerintahan kecamatan dalam berbagai kegiatan ESP di Muarakuang. 

Begitu pula kepala-kepala desa di wilayah kecamatan tersebut, tidak terlihat hadir di tengah rombongan ESP maupun di tengah warganya yang menyambut hangat kehadiran ESP yang sekaligus pulang kampung.


Sumber : http://palembang.tribunnews.com

Rabu, 26 September 2012

Eddy Santana Disambut Reog dan Masyarakat Bali

Ketua DPD PDI Perjuangan Eddy Santana Putra

PALEMBANG -- Walikota Palembang yang juga Ketua DPD PDI-Perjuangan Sumsel, Eddy Santana Putra (ESP), disambut kesenian Reog Ponorogo dan masyarakat Bali di Desa Mekarwangi, Mesuji (OKI), Selasa (25/9/2012).
Transmigran asal Jawa dan Bali ini ditempatkan di kawasan pantai timur OKI pada tahun 1982. Kawasan yang semula merupakan lahan kritis, saat ini menjadi daerah pemasok pangan. Sebagian besar pemukim generasi ke-2 dan ke-3 ini, menjadikan cadangan lahan dengan tanaman karet. Dalam kesempatan ini, ESP melantik pengurus PDIP lima kecamatan di Kabupaten OKI.

"Masyarakat harus diberdayakan. Bukan hanya sejajar dengan masyarakat Indonesia, tetapi sejajar dengan masyarakat dunia," kata ESP saat melantik pengurus  kecamatan Mesuji, Mesujiraya, Mesujimakmur dan kecamatan Lempuing, serta Lempuingjaya. Acara ini dihadiri fungsionaris partai, termasuk anggota DPR RI, Erwin Muslimin Singajuru.

Sumber : http://palembang.tribunnews.com

Selasa, 25 September 2012

Eddy Santana Geram

PALEMBANG - Walikota Palembang, H Eddy Santana Putra mengaku geram dengan ulah oknum warga yang mencoret bahkan merusak halte Trans Musi yang menjadi fasilitas publik.

Mengingat halte itu aset negara, perusakan tersebut menurut Eddy merupakan tindak kriminal dan bisa dipidanakan.

“Dalam waktu dekat, kita akan cat ulang seluruh halte yang kotor. Kita juga masih berusaha mencari pelaku yang suka coret-coret, bahkan merusak halte itu. Ini tidak bisa dibiarkan,” ujar Eddy saat menerima kunjungan Kepala Cabang Jasa Raharja Sumsel, Bambang Nindiyorat di kantornya, Senin (24/9/2012).

Pada kesempatan itu, pihak Jasa Raharja juga menyumbang dua halte yang akan dibangun di kawasan Jl Kapten A Rivai.

Ini merupakan bantuan kedua dari Jasa Raharja Sumsel, setelah sebelumnya juga telah menyumbang dua halte di kawasan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

Eddy mengatakan, saat ini ada ratusan halte Trans Musi yang tersebar dalam wilayah Kota Palembang.

Untuk sementara ini, kata dia, halte yang ada sudah cukup untuk melayani keperluan masyarakat. Namun, pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan mengupayakan tambahan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sehubungan dengan itu, ia juga mengharapkan masyarakat Kota Palembang bisa memanfaatkan dan sama-sama menjaga fasilitas halte tersebut. Paling tidak dengan menjaga kebersihan, tidak mencoret, apalagi sampai merusaknya.

“Itu fasilitas milik kita bersama. Kita bersyukur banyak pihak sudah membantu pengadaaan atau pembangunan halte ini,” katanya kepada Sripoku.com.

Sementara itu, Kepala Cabang Jasa Raharja Sumsel, Bambang Nindiyorat mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi capaian pembangunan yang dilakukan Pemkot Palembang, terutama dalam hal pelayanan publik.

Pada kunjungan tersebut, ia juga menyampaikan maksud untuk berpartisipasi dalam pembangunan Palembang melalui program CSR-nya.

“Kita akan mengalokasikan CSR untuk membantu penghijauan di kawasan pemukiman kumuh di 3 dan 4 Ulu. Saat ini kita masih mempelajari dan mengkonsultasikan seperti apa kebutuhannya,” kata Bambang.
Sumber : http://palembang.tribunnews.com/2012/09/24/eddy-santana-geram

Selasa, 11 September 2012

Eddy Santana-Jokowi Raih Penghargaan WTP


JAKARTA - Ada beberapa kesamaan antara Walikota Palembang, H Eddy Santana Putra (ESP) dan Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi).

Kedua walikota yang berasal dari kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini berhasil mendapatkan penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diserahkan langsung Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Selasa (11/9).

Penghargaan dari Departemen Keuangan ini merupakan rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI karena laporan keuangan kedua kota ini untuk tahun 2011 mendapat opini WTP yang bersamaan dengan acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2012.

Kesamaan lainnya, ESP di Kota Palembang melaksanakan program pembangunan pro rakyat di antaranya dengan mewujudkan hampir 100 persen distribusi air bersih melalui PDAM Tirta Musi.

Sedangkan Jokowi Kota Solo mewujudkan perekonomian kerakyatan dengan merangkul semua pedagang kecil.

Keduanya pun, saat ini tengah mempersiapkan atau berjuang untuk menjadi gubernur di dua provinsi berbeda.

ESP berambisi menjadi Gubernur Sumsel dan Jokowi dalam proses memenangkan Pilgub DKI Jakarta.

Namun terlepas dari kesamaan tersebut, Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2012, di Kementerian Keuangan yang dihadiri Menteri Keuangan Agus Martowardojo serta sebanyak 67 kementerian/lembaga, pemerintah kota/kabupaten/provinsi juga mendapat penghargaan yang sama ini dianggap ESP sebagai anugerah dan penghargaan untuk masyarakat Palembang.

Sebab, menurut dia, penghargaan tersebut didapat karena masyarakat dan jajaran Pemkot Palembang mau dan mampu bekerjasama dengan baik.

“Ya alhamdulillah ini salah satu bentuk penghargaan untuk seluruh masyarakat Palembang yang telah berupaya keras mewujudkan tertibnya administrasi dan transparansi pengelolaan keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2011,” ujar ESP.

Untuk mempertahankan predikat ini, Eddy mengharapkan seluruh SKPD di lingkungan Pemkot Palembang untuk terus menjaga komitmen dalam meningkatkan kinerja, terutama dalam hal pelayanan publik.

Begitu pun administrasi di bagian keuangan diupayakan lebih tertib lagi, termasuk sistem pengaturan anggaran di tingkat kecamatan juga harus diperkuat.

Dalam kesempatan yang sama Jokowi juga mengatakan, kunci pengelolaan anggaran secara benar antara lain terletak ada proses perencanaan dan pengalokasian anggaran.

Prinsip pengelolaan anggaran yang benar, menurut dia, berlaku sama, baik untuk organisasi yang kompleks maupun organisasi yang lebih sederhana.

“Semua harus sesuai aturan dan tidak melenceng dari apa yang sudah menjadi ketentuan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Presiden RI Boediono, mengatakan, target pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014 adalah semua kementerian dan lembaga mencapai opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau 100 persen.

Saat ini, sudah 67 kementerian/lembaga mendapat opini WTP dari total jumlah 80 institusi. Sedangkan untuk pemerintah daerah, target yang ingin dicapai adalah 64 persen atau sekitar tiga ratusan dari lima ratusan lembaga pemerintahan daerah.

Boediono mengimbau agar daerah yang telah meraih opini WTP terus melanjutkan perbaikan.

Wapres juga mengucapkan selamat kepada daerah yang telah memeroleh predikat WTP.

“Saya hanya bisa mengatakan lanjutkan, kalau bisa tingkatkan,” tegasnya.

Hal senada dikatakan Menteri Keuangan Agus Martowardjojo. Ia menyebutkan, Pemda yang meraih Wajar Tanpa Pengecualian sebanyak 67
daerah, Wajar Dengan Pengecualian 316, Tidak Memberikan Pendapat ada
enam dan tidak wajar 32.

“Dengan predikat yang diraih saat ini, hendaknya masing-masing pihak terus berupaya melakukan yang terbaik,” tandasnya.
sumber : www.sripoku.com

Kamis, 06 September 2012

Eddy Santana Fokus Selesaikan Pekerjaan


Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra menggelar halal bi halal dengan wartawan di Palembang, Rabu (5/9) malam.Acara yang dipusatkan di rumah kediaman Eddy di Jalan Kapten A. Rivai No 5, ini dihadiri puluhan pimpinan redaksi dan wartawan media lokal dan nasional dari media cetak, elektronik, dan online.
“Halal bi halal ini untuk mempererat silaturahmi dan persaudaraan. Silaturahmi antara media dan pemerintah ini harus terus terjaga, agar terjalin hubungan yang sinergis,” ujar Sobari, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Pemerintah Kota Palembang.
Wali Kota Eddy Santana berterima kasih atas kehadiran puluhan wartawan ini. “Semoga halal bi halal ini terus berlanjut di kemudian hari,” didamping istrinya, Eva Santana.
Di acara yang akrab dan santai itu, Eddy mengungkapkan berbagai hal. Antara lain, tugasnya sebagai wali kota tinggal sekitar 10 bulan lagi. Karena itu, di sisa tugasnya, Eddy berfokus menyelesaikan sejumlah hal. Misalnya menyelesaikan uang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang.
“Sebelum saya menjabat wali kota, utang PDAM kurang lebih Rp 300 milyar, sekarang hanya tinggal Rp 20 milyar. Saya mau sisa utang tersebut sudah lunas sebelum habis masa jabatan saya. Sehingga wali kota terpilih nanti tidak lagi memikirkan utang PDAM, tinggal menikmati keuntunganya saja,” ujar Eddy.
Pekerjaan rumah yang lainnya adalah pembangunan gedung 28 lantai di Jalan Radial, di simpang lima. Di situ akan dibangun mal dan hotel bintang lima, milik grup Grand Zuri. Kemudian merehab Hotel Arjuna jadi 10 lantai, Hotel Santika, dan Hotel Amaris di samping SPBU Romi Herton.
Eddy mengimbau para pejabat dan kepala dinas di pemerintahannya bekerja lebih keras lagi mewujudkan program-program yang telah dicanangkan pemerintah kota.
“Jika mereka bekerja malas-malasan, kita pecat saja. Ganti yang lain,” kata Eddy. 

Langganan