Mega Bakar Semangat Pendukung ESP

"Tidak ada bagi-bagi uang yang dilakukan kader PDI Perjuangan. Jadi jika ada yang lain (kandidat lain) membagi uang, berarti itu uang hasil korupsi. Suami saya orang Sumsel, jadi aku ni pacak bahaso Palembang, wong kito galo...," ujar mantan presiden kelima RI yang orasi politiknya membakar semangat ribuan warga yang hadir kampanye ESP-WIN...

Megawati : Jangan Ada Dusta Diantara Kita

"Jangan ada dusta diantara kita. Jadi pilih nomor satu dan jangan terjual harga diri kita demi bagi-bagi uang," ujar Megawati...

Ken Zuraida Pentas Di Bawah Ampera

SENIMAN Ken Zuraida, istri almarhum WS Rendra, akan membacakan sejumlah puisi dan orasi budaya di bawah Jembatan Ampera dalam acara “Pentas Seni Suara Rakyat untuk ESP-Win”..

Eddy Santana Putra Teteskan Airmata...

Maklum saja, kedekatan dirinya dengan para ulama sudah terjalin sejak lama. Tak pelak dirinya meneteskan air mata saat melihat langsung jenazah dimandikan...

Profil H.Eddy Santana Putra

Pria kelahiran Pangkal Pinang, 20 Januari 1957 ini merupakan pemimpin yang memiliki kemampuan intelektualitas yang mumpuni, visioner, serta kesederhanaan hidup.

Jumat, 13 April 2012

Penjaga Pintu Air Diberi Ponsel

Walikota Palembang, Eddy Santana Putra, menegaskan penanganan banjir Palembang dilakukan sejak delapan tahun lalu. Kalaupun saat ini masih terjadi karena Palembang dulunya kota rawa berdataran rendah.
Banjir Di Depan Kantor Gubernur Sumsel
“Janganlah kita saling menyalahkan. Bukan sebulan dua bulan kami tangani banjir, tapi hampir delapan tahun. Bahkan sekarang ada tiga tim ahli penanganan banjir yang saya datangkan langsung dari Belanda,” kata Eddy, Kamis (12/4).

Diakui ada tiga persoalan pokok yang wajib diketahui, yakni penangangan sampah, pengelolaan saluran drainase hingga pembuatan perda rawa. Pihaknya pun sedang menggalakkan program kali bersih hingga gotong royong tingkat RT/RW. Semua langkah dilakukan untuk penanganan banjir.

“Makanya saya sudah tugaskan agar penjaga pintu air diberikan ponsel. Saya jatah uang pulsa Rp 200 ribu per bulan agar apa pun yang terjadi di lapangan segera diberitahu, sampah menumpuk. Begitu pun saat hujan sehingga komunikasi dan pemantauan kondisi pompa bisa diupdate terus,” tutur dia.

Eddy mengungkapkan itu di hadapan anggota DPD RI yang berkunjung ke ruang Parameswara Pemkot Palembang. Sebelumnya Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, minta Pemkot Palembang untuk menyelesaikan masalah banjir di Palembang, terutama di sekitaran kantor gubernur.

Tanggapan Eddy bernada lugas dan tegas. Sorot mata tajam dengan ucapan yang lantang. Eddy menyebut persoalan banjir di Palembang tidak terlalu mengkhawatirkan. Belum pernah ada korban banjir hingga harus mengungsi sana-sini. Semua masih dalam batas normal.

“Hujan datang, lalu banjir, paling 10-15 menit usai hujan sudah kering. Ini kan satu kemajuan dibanding Palembang tempo dulu. Di seputaran kantor gubernur bahkan kami siagakan dua pompa penyedot air, bayangkan itu,” ucap Eddy.

Dia merinci untuk pembangunan satu pompa butuh investasi tinggi, berkisar Rp 30 miliar. “Dan ini kita punya enam pompa, semua dana diambil dari kantong APBD. Tidak merepotkan atau mengiba-iba bantuan pihak lain. Giliran bagusnya saja provinsi yang mengakui, tapi Palembang hanya kebagian jelek-jeleknya saja. Itu yang tidak saya suka,” kata Eddy.

Sumber : Sripoku.com

Langganan